Wijaya Karya (WIKA) Hadapi Pasar Konstruksi Lesu, Fokus Perampingan dan Efisiensi

Adhyasta

WIKA Hadapi Tantangan Pasar Konstruksi dengan Restrukturisasi dan Efisiensi

MNCFest.com, Jakarta- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) menghadapi tantangan besar di tengah lesunya pasar konstruksi tahun ini. Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, mengungkapkan bahwa kondisi pasar yang tidak menentu membuat perusahaan harus lebih selektif dalam menjalankan proyek-proyeknya. Dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, ia menegaskan bahwa WIKA saat ini hanya fokus pada proyek-proyek yang telah berjalan serta peluang yang berasal dari sektor swasta dan BUMN.

“Memang menjadi tantangan buat kita semua, khususnya WIKA pun juga seperti kita ketahui, akhirnya kita hanya akan melakukan proyek-proyek yang sedang berjalan maupun menyasar proyek-proyek yang ada di swasta maupun kementerian BUMN,” ujar Agung di Gedung DPR RI, Rabu (5/3/2025).

Salah satu strategi utama yang diambil perusahaan dalam menghadapi kondisi ini adalah melakukan divestasi atau pelepasan aset. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi risiko dan beban investasi, serta memberikan tambahan dana tunai guna memperkuat modal dan memenuhi kewajiban keuangan. Agung menjelaskan bahwa roadmap divestasi telah disusun dengan rencana pelepasan beberapa aset tol pada 2025 dan kemungkinan disusul aset lainnya pada 2026.

“Ini sudah kita buatkan roadmap-nya di antara tahun 2025 ada beberapa tol, kemudian berikutnya mungkin tahun 2026 ada lagi,” ujarnya.

Selain itu, WIKA juga akan melakukan optimalisasi portofolio bisnis dengan menata ulang struktur anak dan cucu perusahaan. Saat ini, WIKA memiliki delapan anak usaha yang bergerak di sektor konstruksi hulu dan hilir. Namun, dengan kondisi pasar yang menantang, perusahaan berencana untuk merampingkan jumlah anak dan cucu usaha, khususnya yang berada di luar sektor konstruksi dan Engineering, Procurement, Construction, and Commissioning (EPCC). Langkah ini dinilai perlu agar perusahaan dapat lebih fokus pada bisnis inti dan meningkatkan efisiensi operasional.

“Kita akan tata ulang baik cucu maupun anak, di antaranya pada tahun ini kami akan mengurangi jumlah cucu supaya tidak terlalu banyak maupun penataan ulang anak, sehingga kami akan fokus kepada bisnis konstruksi dan EPCC saja, di luar ini kita akan hapus,” kata Agung.

Selain perampingan anak usaha, WIKA juga menerapkan kebijakan efisiensi operasional secara menyeluruh. Perusahaan telah menetapkan target pengurangan biaya operasional minimal 15 persen, mencakup berbagai aspek seperti pemasaran, sponsorship, dan penggunaan jasa konsultan. Langkah ini diambil untuk memastikan keberlanjutan bisnis tanpa harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi karyawan.

“Paling kecil adalah 15%, mulai dari semua operasional maupun efisiensi remunerasi,” ungkapnya. “Tapi kami tidak melakukan lay off pegawai sampai dengan saat ini. Kami mempertahankan semua pegawai yang ada, tetapi kami membuat efisiensi-efisiensi baik itu pemasaran, sponsorship, konsultan dan sebagainya.”

PT. Wijaya Karya (WIKA)

Kebijakan ini diambil sebagai respons terhadap kondisi pasar konstruksi yang menurun akibat berkurangnya alokasi anggaran pemerintah untuk proyek infrastruktur tahun ini. Dengan strategi yang telah dirancang, WIKA berharap dapat mempertahankan daya saingnya di industri konstruksi nasional.

Sejumlah pengamat menilai bahwa strategi yang dilakukan WIKA cukup rasional di tengah kondisi pasar yang tidak menentu. Menurut analis konstruksi dari Mandiri Sekuritas, Rachmat Putra, langkah WIKA untuk fokus pada proyek swasta dan BUMN merupakan keputusan yang tepat.

“Jika proyek infrastruktur pemerintah berkurang, maka sektor swasta dan BUMN menjadi alternatif yang paling memungkinkan. Ini juga bisa meningkatkan fleksibilitas perusahaan dalam menyesuaikan model bisnisnya,” ujar Rachmat.

Di tengah ketidakpastian industri konstruksi, WIKA berupaya untuk tetap mempertahankan pertumbuhan bisnisnya melalui efisiensi, divestasi, dan penyesuaian portofolio. Dengan mengutamakan proyek-proyek yang memberikan nilai tambah tinggi dan memiliki kepastian pembayaran, perusahaan berharap dapat menjaga stabilitas keuangan serta mempertahankan keberlanjutan bisnisnya dalam jangka panjang.

Meskipun kondisi pasar sedang menantang, WIKA optimistis dapat melalui masa sulit ini dengan strategi yang telah dirancang. Dengan tetap mempertahankan tenaga kerja dan melakukan berbagai langkah efisiensi, perusahaan berharap dapat terus berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur nasional serta tetap menjadi salah satu pemain utama di industri konstruksi Indonesia. Dalam beberapa tahun ke depan, WIKA berupaya memperluas peluang proyek swasta yang dinilai lebih fleksibel dan menguntungkan dalam kondisi ekonomi yang tidak pasti.

Dengan pendekatan ini, WIKA tidak hanya bertahan tetapi juga berusaha memperkuat posisinya di industri. Langkah-langkah yang diambil diharapkan dapat memberikan fondasi yang lebih stabil bagi perusahaan untuk menghadapi tantangan di masa mendatang.

Adhyasta

Adhyasta Dirgantara adalah seorang jurnalis yang aktif. Ia telah menulis berbagai artikel berita yang mencakup beragam topik, termasuk isu-isu politik, keamanan, dan peristiwa nasional. Sebagai reporter, Adhyasta berperan dalam menyajikan informasi yang akurat dan terpercaya kepada masyarakat.

Related Post

Ads - Before Footer