MNCFest.com, Bungo- Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) yang menghubungkan Jambi dan Sumatera Barat mengalami putus total akibat hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Bungo, Jambi. Peristiwa ini terjadi sejak Minggu (2/3), tepatnya di Dusun Sirih Sekapur, Kecamatan Jujuhan. Derasnya air bah dari Sungai Tukum menyebabkan badan jalan amblas sehingga lalu lintas lumpuh total.
Menanggapi hal ini, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bersama Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Jambi segera mengambil langkah darurat dengan membangun jembatan bailey sebagai solusi sementara. Proses pengerjaan jembatan ini telah dimulai sejak Senin (3/3) dan ditargetkan dapat digunakan paling lambat Minggu (9/3). “Jalan yang putus di ruas batas Jambi-Sumbar kini sedang dalam penanganan darurat, insya Allah Minggu sudah bisa fungsional dengan jembatan bailey,” ujar Wilan Oktavian dari Direktorat Jalan Bebas Hambatan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PU.
Jembatan bailey ini memiliki kapasitas beban hingga delapan ton dan dapat dilalui kendaraan roda dua serta roda empat. Sementara itu, bagi kendaraan dengan sumbu roda enam ke atas, dihimbau untuk menggunakan jalur alternatif melalui Kerinci-Solok Selatan. Jalur alternatif lainnya juga telah disediakan, yakni melalui Rimbo Bujang-Simpang Lopon-Tujuh Koto-Koto Baru (Dharmasraya) serta melalui Jujuhan-Simpang Rantau Ikil-Desa Pulau Batu Jujuhan Ilir-Koto Baru (Dharmasraya).
Plt Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Ahmad Yani, memastikan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Polda Jambi dan Direktorat Lalu Lintas Polda Jambi untuk mengatur arus lalu lintas. Pengawasan di jalur alternatif diperketat guna menghindari kemacetan dan memastikan perjalanan tetap lancar.
Menteri PU Dody Hanggodo menginstruksikan agar proses perbaikan dilakukan dengan cepat tetapi tetap memperhatikan faktor keamanan dan daya tahan jalan dalam jangka panjang. “Penanganan harus jelas dan terstruktur. Kita harus memastikan jalan ini aman digunakan untuk mudik Lebaran nanti. Metode yang digunakan bukan hanya cepat, tapi juga menjamin ketahanan jalannya dalam jangka panjang,” tegasnya.
Kepala BPJN Jambi, Ibnu Kurniawan, menambahkan bahwa intensitas hujan tinggi sejak Sabtu (1/3) menyebabkan debit air Sungai Tukum meningkat drastis. Gorong-gorong yang ada di badan jalan tidak mampu menampung aliran air sehingga jalan tergerus dan amblas. Meski demikian, Ibnu memastikan bahwa tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. “Dampak kerusakan masih dalam pendataan, namun yang jelas tidak ada korban jiwa. Akses jalan dari arah Sumbar menuju Muara Bungo ataupun sebaliknya sementara terputus,” ungkapnya.
Saat ini, BPJN Jambi telah memobilisasi berbagai alat berat dan material untuk mempercepat pembangunan jembatan bailey, termasuk ekskavator, sandbag/geobag, dan box culvert. Jembatan bailey sepanjang 30 meter telah tiba di lokasi dan akan segera dipasang. Untuk box culvert, pengiriman dari Kerinci telah dilakukan, sementara sandbag/geobag dikirim dari Jambi.
Mengingat kondisi cuaca yang masih sering hujan, penanganan darurat diperkirakan memakan waktu sekitar empat hari. Jika tidak ada hambatan, jalur ini bisa kembali digunakan sebelum arus mudik Lebaran dimulai. Selain pembangunan jembatan sementara, perbaikan permanen jalur ini juga akan dilakukan setelah kondisi darurat teratasi.
Pihak kepolisian terus memantau situasi dan mengatur lalu lintas di sekitar lokasi. “Kami tetap memantau jalur alternatif dengan menurunkan petugas untuk mengatur lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan,” ujar Kasubbid Penmas Bidang Humas Polda Jambi, Kompol M Amin Nasution.
Dengan adanya langkah cepat dari Kementerian PU dan BPJN Jambi, diharapkan jalur utama yang menghubungkan Jambi dan Sumbar dapat segera kembali berfungsi. Langkah ini juga memastikan masyarakat tidak mengalami kendala saat mudik Lebaran nanti, mengingat Jalinsum merupakan salah satu jalur vital bagi aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat di Sumatera.

