Pemanfaatan Teknologi AI untuk Deteksi Kerusakan di Proyek Konstruksi

Nurul Diva

Pemanfaatan Teknologi AI untuk Deteksi Kerusakan di Proyek Konstruksi

MNCFest.com, Jakarta – Pemanfaatan teknologi AI semakin berkembang dalam industri konstruksi, termasuk di PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang terus berinovasi dengan menerapkan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam berbagai proyeknya. Salah satu teknologi unggulan yang dikembangkan adalah WISENS (Waskita Intelligent Sensing System), yang membantu meningkatkan efisiensi serta efektivitas pekerjaan konstruksi.

Inovasi berbasis AI yang telah diterapkan adalah AI Pavement Crack Detection, yang berfungsi untuk mendeteksi kerusakan jalan sejak dini. Teknologi ini bertujuan untuk mencapai standar konstruksi tanpa cacat (zero defect), memastikan kualitas proyek yang lebih baik dan berkelanjutan.

Selain pemanfaatan teknologi AI, Waskita Karya juga terus melakukan transformasi secara menyeluruh dan berkelanjutan. Tidak hanya menitikberatkan pada pemulihan keuangan, perusahaan ini juga memiliki empat pilar utama dalam strategi transformasinya, yaitu pemulihan bisnis, penguatan organisasi dan budaya kerja, restrukturisasi keuangan, serta penerapan digitalisasi.

“Melalui strategi tersebut, kami berharap visi Waskita untuk menjadi perusahaan terdepan dalam membangun ekosistem yang berkelanjutan dapat terwujud,” ujar Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, dalam keterangan resminya pada Selasa (18/2/2025).

Dalam hal strategi bisnis, Ermy menjelaskan bahwa Waskita kini berfokus pada peningkatan Nilai Kontrak Baru (NKB). Untuk memastikan kualitas proyek yang akan diambil, perusahaan telah membentuk Komite Manajemen Risiko guna menilai risiko dan kelayakan proyek sebelum mengambil keputusan untuk berpartisipasi dalam tender.

Selain itu, peningkatan kompetensi karyawan menjadi bagian dari strategi utama yang diterapkan. Waskita secara aktif mengadakan pelatihan dan sertifikasi guna menghadapi tantangan industri konstruksi yang semakin kompleks.

Ermy juga menambahkan bahwa perusahaan telah menerapkan metode lean construction untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas dalam proses konstruksi. Optimalisasi penggunaan stok material serta pengembangan program Value Stream Booster (VSB) juga terus dilakukan untuk mendeteksi potensi penyimpangan biaya sejak tahap awal dengan tingkat akurasi tinggi.

Dalam aspek tata kelola, manajemen risiko, dan kepatuhan (Governance, Risk, & Compliance/GRC), Waskita terus memperkuat sistemnya dengan menerapkan Roadmap Perbaikan Manajemen Risiko. Evaluasi melalui Risk Maturity Index (RMI) pun dilakukan untuk meningkatkan efektivitas manajemen risiko serta memastikan fungsi hukum perusahaan berjalan optimal.

Di bidang digitalisasi, Waskita mengintegrasikan sistem Core ERP SAP S/4 HANA dengan Building Information Modelling (BIM) serta Last Planner System (LPS), menjadikannya satu-satunya perusahaan konstruksi yang menerapkan ketiga sistem tersebut secara bersamaan.

Nurul Diva

Sebagai jurnalis, Nurul meliput berbagai topik, termasuk politik, ekonomi, hukum, kriminal, olahraga, otomotif, dan hiburan. Beberapa artikelnya yang terbaru meliputi desain estetik Jalan Sudirman di Bandung, peningkatan kasus sifilis di Kota Bandung, dan aksi pembuangan sampah di Sungai Bekasi.

Related Post

Ads - Before Footer