Biaya Konstruksi Meroket 30%, Pasar Properti Terancam Krisis?

Adhyasta

Biaya Konstruksi Meroket

MNCFest.com– Prospek pasar properti global menghadapi tantangan besar seiring dengan proyeksi perlambatan ekonomi pada tahun 2025. Faktor-faktor seperti kebijakan moneter yang ketat, konflik regional, dan proteksionisme semakin menekan sektor ini.

Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global hanya akan mencapai 2,7%, sementara IMF memperkirakan stagnasi di angka 3,2%. Dengan kondisi ekonomi yang tidak menentu, sektor properti global, termasuk Indonesia, berisiko mengalami kontraksi signifikan.

Iwan Sunito, pendiri One Global Capital, menyoroti dampak dari kenaikan biaya konstruksi yang signifikan terhadap pasar properti. Menurutnya, lonjakan biaya konstruksi telah menyebabkan banyak proyek apartemen di lokasi non-prime dibatalkan.

“Meningkatnya biaya konstruksi hingga 30% dalam 5 tahun terakhir, kenaikan suku bunga hingga 3 kali, melunaknya pasar pembeli, serta menurunnya jumlah imigran dari China turut mempengaruhi kondisi saat ini,” jelas Iwan Sunito.

Tak hanya sektor hunian, pasar perkantoran juga mengalami pelemahan secara global. Riset dari Savills menunjukkan bahwa pasar perkantoran di Hong Kong dan China mengalami penurunan hingga 35%. Di Indonesia, tingkat kekosongan perkantoran bahkan mencapai 25%, angka yang setara dengan kota-kota besar seperti New York dan Los Angeles.

Situasi yang sama terjadi di Australia. Data dari CoreLogic dan PropTrack menunjukkan bahwa nilai properti hunian mengalami penurunan bulanan pertama dalam dua tahun terakhir. Hal ini menjadi indikasi melemahnya kepercayaan investor dan konsumen terhadap sektor properti.

Iwan Sunito mengungkapkan bahwa industri properti di Australia saat ini sedang berada dalam fase kontraksi yang signifikan. Bahkan, tingkat penjualan lelang (auction rate) diperkirakan hanya akan berada di kisaran 55% hingga 65% secara nasional pada tahun 2025. Angka ini mencerminkan ketidakpastian yang tinggi di kalangan investor dan calon pembeli.

Kenaikan suku bunga hingga tiga kali lipat dalam lima tahun terakhir semakin memperburuk situasi ini. Beban finansial yang lebih besar membuat banyak rumah tangga kesulitan dalam mengambil keputusan investasi properti.

“Turunnya permintaan hunian tersebut menjadi tanda bahwa ekonomi semakin melemah dan calon konsumen menjadi lebih ragu untuk membeli,” ujar Christopher, seorang analis properti.

“Penyebab lain adalah kenaikan biaya hidup yang tinggi. Hal ini membuat banyak rumah tangga mengalami kemunduran finansial dan tidak mampu menginvestasikan lebih banyak uang untuk membeli hunian,” lanjutnya.

Meskipun sektor hunian mengalami tekanan, Iwan Sunito menegaskan bahwa masih ada peluang di sektor lain. One Global Capital, misalnya, terus berkembang dalam segmen Branded Resort and Residences. Tren ini menunjukkan bahwa meskipun pasar hunian melambat, properti dengan konsep resort dan mixed-use justru mengalami pertumbuhan.

Ia tetap optimis terhadap peluang investasi di sektor perhotelan meskipun sektor residential mengalami pelemahan. Berdasarkan laporan Statista.com, pasar perhotelan Australia diperkirakan akan tumbuh dengan pendapatan mencapai USD 7,34 miliar pada tahun 2025.

“Industri properti di Australia saat ini sedang mengalami kontraksi yang sangat berpengaruh pada kondisi pasar. Hal ini terlihat dari terjadinya pelemahan auction rate di Australia pada awal tahun 2025,” tambahnya.

Dengan strategi yang berfokus pada lokasi strategis dan pengembangan produk premium, One Global Capital berkomitmen untuk terus mengembangkan hotel-hotel berkualitas tinggi. Salah satu proyeknya, One Global Resorts Green Square, bahkan mengalami peningkatan signifikan dalam tingkat keterisian dan pendapatan per kamar.

Secara keseluruhan, meskipun ada tekanan dari kenaikan biaya konstruksi dan perlambatan pasar properti, sektor perhotelan masih memberikan peluang bagi investor yang cermat dalam membaca tren pasar. Tantangan yang ada dapat diatasi dengan strategi yang tepat, inovasi, dan diversifikasi investasi ke sektor yang lebih resilient.

Adhyasta

Adhyasta Dirgantara adalah seorang jurnalis yang aktif. Ia telah menulis berbagai artikel berita yang mencakup beragam topik, termasuk isu-isu politik, keamanan, dan peristiwa nasional. Sebagai reporter, Adhyasta berperan dalam menyajikan informasi yang akurat dan terpercaya kepada masyarakat.

Related Post

Ads - Before Footer