MNCFest.com, Semarang – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi terus mengupayakan masuknya investasi asing ke wilayahnya. Dalam upaya ini, Jateng Bidik Investasi Tiongkok dengan menawarkan tiga proyek besar yang dinilai dapat mendongkrak perekonomian Jateng. Pertemuan dengan Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia, Wang Lutong, digelar pada Rabu (19/3) malam di Semarang.
Ketiga proyek tersebut mencakup pengelolaan sampah terintegrasi, pendirian rumah sakit berskala internasional, serta pembangunan tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall) di kawasan Pantai Utara (Pantura).
“Duta Besar Tiongkok berkunjung ke Jateng untuk kedua kalinya. Pekan lalu saya bertemu di Cilacap, dan hari ini langsung datang ke kantor. Mereka membawa konsultan, tujuh investor di antaranya Kadin Tiongkok, Perwakilan Bank-bank Tiongkok, Wakil Presiden Investasi, berikut dengan staf kedutaan,” ungkap Ahmad Luthfi.
Kunjungan Wang Lutong bersama delegasinya kali ini bertujuan untuk menindaklanjuti berbagai peluang investasi yang telah dibicarakan sebelumnya. Duta Besar Tiongkok tersebut turut menghadiri peresmian Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang digelar pada Kamis ini.
Menurut Luthfi, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tengah berupaya menarik minat investor dari berbagai sektor, mulai dari industri, perdagangan, hingga pariwisata. Ia menekankan bahwa pemerintah akan memberikan jaminan keamanan dan kemudahan bagi para investor yang ingin menanamkan modal di Jawa Tengah.
“Kami ingin industri di Jateng bisa maju seperti sejumlah provinsi di Tiongkok. Tentu kami akan memberikan kemudahan dan jaminan keamanan kepada para investor,” tambahnya.
Sementara itu, Duta Besar Wang Lutong menyatakan optimisme terhadap kerja sama investasi antara Tiongkok dan Jawa Tengah. Ia menyebut bahwa Indonesia, khususnya Jawa Tengah, merupakan salah satu tujuan investasi yang sangat potensial bagi Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir.
“Kami telah mencapai kesepakatan terutama tentang agenda peresmian KEK di Batang. Kami akan mendatangkan semakin banyak investor ke Indonesia, terutama Provinsi Jateng,” ujar Wang.
Ia menambahkan bahwa ribuan proyek telah dibangun oleh investor Tiongkok di Indonesia, dan pihaknya akan terus mengikuti serta menyesuaikan kebutuhan investasi dari Jawa Tengah untuk memperluas kerja sama yang saling menguntungkan.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng, Sakina Rosellasari, mengungkapkan bahwa investasi dari Tiongkok menyumbang porsi yang signifikan terhadap nilai total investasi di Jateng pada tahun 2024.
“Dari nilai investasi sebesar Rp88,44 triliun pada tahun 2024, sebanyak 16 persen berasal dari investor Tiongkok. Industri tekstil mendominasi dengan 49 persen, diikuti sektor karet dan plastik sebesar 15 persen, barang dari kulit dan alas kaki 10 persen, serta sektor perdagangan, reparasi, dan industri kayu masing-masing sebesar 3 persen,” jelas Sakina.
Langkah Gubernur Jateng Ahmad Luthfi ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan menciptakan lapangan kerja baru melalui berbagai proyek strategis yang menggandeng mitra investor dari Tiongkok.

