MNCFest.com, Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU) berencana menggelontorkan anggaran besar untuk mengatasi permasalahan banjir di wilayah Jabodetabek. Total dana yang dialokasikan mencapai Rp 5 triliun, yang akan digunakan untuk pembangunan tanggul di sepanjang Kali Bekasi, Jawa Barat, dan Kali Ciliwung, DKI Jakarta.
Proyek ini mencakup pembangunan tanggul dengan total panjang 19,64 kilometer di Kali Bekasi dan 16 kilometer di Kali Ciliwung.
Dalam keterangan pers yang berlangsung di kantornya, Jakarta Selatan, Senin (17/3/2025), Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti menyampaikan bahwa proyek pembangunan ini merupakan langkah serius pemerintah dalam mengurangi risiko banjir di wilayah yang rentan terdampak.
“Kalau tanggul di Bekasi dari paket 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 itu totalnya Rp 3,6 triliun,” ujar Diana. Pembangunan tanggul di Bekasi mencakup total panjang 19,64 kilometer dan dibagi dalam tujuh paket pengerjaan.
Namun, Diana mengakui bahwa permasalahan utama yang dihadapi saat ini adalah soal pembebasan lahan. Menurutnya, proses identifikasi lahan masih berlangsung dan diharapkan dapat selesai pada bulan April agar penetapan lokasi (penlok) segera dapat dilakukan.
“Mudah-mudahan kalau tanah tadi yang disampaikan oleh Pak Menteri, kita bisa melakukan identifikasi dan datanya sama semuanya, bulan April kita bisa melakukan penlok. Selesai akhir Mei, kita juga bisa melakukan pembebasan lahannya, sehingga Juni kita bisa menindaklanjuti untuk pembangunan tanggul-tanggul di seluruh Bekasi,” jelas Diana.
Sementara itu, untuk pembangunan tanggul di Kali Ciliwung, Kementerian PU masih harus menyelesaikan 16 kilometer dari total panjang 33 kilometer yang direncanakan. Anggaran yang disiapkan untuk proyek ini mencapai Rp 1,4 triliun.
“Rp 1,4 triliun tanggulnya. Jadi tanggulnya itu ada yang belum kita selesaikan karena lahannya belum bebas. Jadi kita nggak bisa membangun tanggulnya di situ,” kata Diana, mengakui bahwa banyak lahan yang masih diduduki oleh warga.
“Karena masih diduduki rumah-rumah rakyat di situ. Masyarakat masih bangun rumah-rumahnya di situ. Jadi kan harus dibebasin dulu. Setelah dibebaskan, baru nanti kita lanjutkan tanggulnya,” sambungnya.
Selain pembangunan tanggul, Kementerian PU juga tengah merencanakan pembangunan delapan kolam retensi sebagai bagian dari upaya pengendalian banjir. Namun, menurut Diana, proses tersebut masih dalam tahap studi kelayakan (FS).
“Kalau untuk kolam retensi saat ini kami sedang melakukan FS-nya. Ini kalau lahannya sudah beres semuanya baru nanti kita akan bisa menghitung kira-kira biayanya berapa. Tapi semuanya sudah ada dalam perencanaan,” terangnya.
Proyek besar ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah banjir yang kerap melanda wilayah Jabodetabek, khususnya Bekasi dan Jakarta. Dengan anggaran besar dan perencanaan yang matang, diharapkan pembangunan ini dapat mengurangi risiko banjir di masa mendatang.

