MNCFest.com, Jakarta – Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) diperkirakan akan memainkan peran krusial dalam percepatan pembangunan infrastruktur untuk mendukung hilirisasi dan industrialisasi nasional.
Presiden Prabowo Subianto telah menggarisbawahi sejumlah proyek strategis yang menjadi prioritas investasi Danantara. Proyek-proyek tersebut mencakup hilirisasi nikel, bauksit, dan tembaga, pengembangan energi baru dan terbarukan, serta peningkatan ketahanan energi dan pangan.
Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti, Nirwono Yoga, menilai bahwa agar dapat selaras dengan visi Presiden Prabowo, Danantara perlu berinvestasi dalam pengembangan infrastruktur yang menunjang ketahanan pangan, air, dan energi.
“Untuk mendukung program Presiden Prabowo, maka Danantara juga harus berinvestasi pada pembangunan infrastruktur untuk mendukung ketahanan pangan, air dan energi, seperti bendungan baru, jaringan irigasi, PLTA dan PLTS Terapung di atas waduk/bendungan, serta menjaga kualitas jalan tetap andal,” ujar Nirwono di Jakarta, Senin.
Menurutnya, investasi yang dilakukan oleh Danantara kemungkinan besar akan difokuskan pada proyek-proyek yang memiliki potensi keuntungan dalam waktu singkat. “Danantara pasti akan difokuskan untuk pembangunan infrastruktur yang dapat cepat kembali untung,” tambahnya.
Sementara itu, ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur untuk mendukung hilirisasi dan industrialisasi. Menurutnya, proyek-proyek tersebut tidak hanya meningkatkan nilai tambah sumber daya alam (SDA) Indonesia, tetapi juga memperkuat sektor industri manufaktur yang mampu menciptakan lapangan kerja berkualitas.
“Penting. Ini strategi untuk mendongkrak nilai tambah dari SDA kita, sekaligus untuk meningkatkan peran sektor industri manufaktur yang merupakan penghasil lapangan kerja berkualitas,” kata Wijayanto.
Ia juga menyoroti perlunya Danantara untuk beroperasi dengan profesionalisme tinggi serta menerapkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG). “Danantara bisa menjadi pilar penting pembangunan. Tetapi, supaya peran itu bisa dijalankan dengan baik, profesionalisme dan GCG Danantara harus solid, world class,” tegasnya.
Dalam konteks pembangunan infrastruktur untuk mendukung hilirisasi, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menjadi salah satu perusahaan yang berperan melalui layanan Engineering, Procurement, Construction, and Commissioning (EPCC). Perusahaan ini telah menunjukkan komitmennya untuk mendukung kebijakan hilirisasi dan industrialisasi pemerintah melalui berbagai proyek strategis yang tengah berjalan.
“Sesuai dengan program pemerintah yaitu hilirisasi dan industrialisasi untuk mendorong competitiveness Indonesia di dunia, WIKA juga terlibat dalam berbagai proyek-proyek EPCC,” ujar Sekretaris Perusahaan WIKA, Mahendra Vijaya.
Mahendra menegaskan bahwa proyek-proyek yang ditangani WIKA bertujuan untuk memperkuat kemandirian nasional serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan pengalaman dan portofolio yang luas, WIKA optimistis dapat berkontribusi secara signifikan terhadap pembangunan infrastruktur strategis, ketahanan energi, ketahanan pangan, dan pengelolaan sumber daya air yang sejalan dengan prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

