MNCFest.com, Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menggandeng Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) untuk memperkuat agenda pembangunan nasional lima tahun ke depan melalui Proyek Irigasi yang strategis.
Melalui pinjaman sebesar US$ 250 juta atau sekitar Rp 4,1 triliun (kurs Rp 16.400), kerja sama ini difokuskan pada pengembangan layanan irigasi strategis yang menjadi bagian dari Proyek Modernisasi Irigasi Strategis dan Rehabilitasi Mendesak (SIMURP).
Pertemuan antara Menteri PU, Dody Hanggodo, dan Presiden AIIB, Jin Liqun, berlangsung di Kantor Kementerian PU pada Senin (10/3/2025). Proyek Irigasi ini dirancang untuk memperbaiki dan memodernisasi sistem irigasi, termasuk merevitalisasi sumber daya air yang ada agar lebih efisien dan efektif.
“Proyek senilai US$ 250 juta ini bertujuan meningkatkan layanan irigasi melalui rehabilitasi, revitalisasi, dan modernisasi sumber daya air serta sistem irigasi,” ujar Dody, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (11/3/2025).
Selain revitalisasi infrastruktur, proyek SIMURP ini juga menitikberatkan pada penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas manajemen operasional. Pengelolaan serta pemeliharaan jaringan irigasi yang lebih baik menjadi prioritas agar manfaatnya dapat dirasakan lebih luas.
Dody menggarisbawahi bahwa keterlibatan AIIB dalam proyek-proyek prioritas pemerintah diharapkan dapat mengedepankan prinsip “mutual benefit” dan “mutual responsibility”. Dengan pendekatan ini, pemanfaatan pinjaman luar negeri untuk proyek infrastruktur strategis diharapkan bisa berjalan lebih efisien dan optimal.
“Pendekatan ini diyakini dapat mengoptimalkan efektivitas serta efisiensi pemanfaatan pinjaman luar negeri yang disalurkan untuk proyek-proyek infrastruktur strategis,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dody menyampaikan apresiasi kepada AIIB atas kemitraan yang sudah terjalin selama ini. Kerja sama tersebut dianggap membawa dampak positif bagi pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah Indonesia. Lebih jauh, ia berharap agar sinergi ini dapat terus berkembang dan menjangkau daerah-daerah yang memiliki risiko bencana tinggi.
Menurut Dody, kesiapan pendanaan yang lebih baik menjadi kebutuhan mendesak dalam menghadapi bencana alam atau situasi darurat. Hal ini bertujuan agar respons pemerintah dalam mitigasi serta pemulihan pasca-bencana dapat dilakukan dengan cepat dan efektif.
Sebelumnya, kerja sama antara Kementerian PU dan AIIB berhasil menyelesaikan program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) pada periode 2017–2023. Program ini menyedot investasi sebesar US$ 207 juta dan berhasil meningkatkan kualitas permukiman di wilayah perkotaan yang tergolong kumuh.
“Program ini berhasil meningkatkan kualitas permukiman perkotaan, khususnya di daerah-daerah kumuh, melalui pembangunan infrastruktur dasar serta mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam proses perencanaan hingga pelaksanaan,” pungkas Dody.
Kerja sama yang semakin solid antara Kementerian PU dan AIIB ini membuka peluang baru bagi pembangunan infrastruktur yang lebih inklusif dan berkelanjutan di Indonesia. terutama dalam pengembangan Proyek Irigasi yang menjadi fokus utama kerja sama ini.

