MNCFest.com, Jakarta- Dalam era digitalisasi yang semakin berkembang, pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) telah menjadi bagian penting dalam berbagai sektor, termasuk infrastruktur. PT Waskita Karya (Persero) Tbk, sebagai salah satu BUMN konstruksi terkemuka, terus berinovasi dalam pengawasan aset jalan tol dengan mengadopsi teknologi AI. Langkah ini tidak hanya bertujuan meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga sebagai bagian dari strategi perusahaan dalam memperkuat keberlanjutan dan daya saing di industri konstruksi.
Menurut Corporate Secretary PT Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, perusahaan telah menyusun Roadmap 2025 yang menitikberatkan pada restrukturisasi keuangan sebagai fondasi utama. Keberhasilan implementasi strategi ini memungkinkan Waskita untuk melanjutkan berbagai pilar strategis lainnya, termasuk digitalisasi dan penguatan tata kelola perusahaan. Sejalan dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2024-2029, Waskita berkomitmen untuk mengembangkan usaha, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), serta menerapkan tata kelola risiko dan kepatuhan (Governance Risk & Compliance/GRC) secara lebih baik.
Sebagai upaya mendukung pertumbuhan bisnis, Waskita terus berfokus pada perolehan Nilai Kontrak Baru (NKB) dengan membentuk Komite Manajemen Risiko. Komite ini berperan dalam menilai kelayakan dan risiko proyek sebelum diambil alih. Di sisi lain, sistem keuangan perusahaan juga telah mengalami sentralisasi, sehingga pengelolaan pembayaran vendor kini langsung diatur oleh pusat. Dengan langkah ini, efisiensi keuangan dapat lebih terjaga, terutama setelah Waskita berhasil menyelesaikan utang vendor sebesar Rp 7 triliun, di mana 38 persennya merupakan utang yang telah melewati jatuh tempo.
Dalam mendukung tata kelola yang lebih baik, Waskita turut meningkatkan fungsi manajemen risiko dengan menerapkan assessment Risk Maturity Index (RMI). Selain itu, perusahaan telah membentuk sejumlah komite di bawah direksi, seperti Komite Manajemen Risiko, Komite Quality, Safety, Health & Environment (QSHE), serta Komite Operasi Konstruksi. Langkah ini menjadi bukti komitmen perusahaan dalam menerapkan prinsip tata kelola yang baik dan meningkatkan kinerja operasional.
Sebagai bagian dari transformasi digital, Waskita telah mengintegrasikan teknologi kecerdasan buatan dalam pengawasan aset jalan tol. Salah satu inovasi utama adalah implementasi Waskita Intelligent Sensing System (WISENS), yang menggabungkan AI dengan sistem Building Information Modelling (BIM) serta perencanaan Last Planner System (LPS). Teknologi ini memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses konstruksi.
Salah satu fitur unggulan AI yang diterapkan adalah Pavement Crack Detection, yang berfungsi untuk mendeteksi kerusakan jalan secara otomatis. Melalui sistem ini, penghitungan jumlah dan jenis kerusakan dapat dilakukan lebih cepat dan akurat. Hal ini mendukung inspeksi serta pengawasan jalan tol dengan efisiensi waktu mencapai 40 persen lebih cepat dibandingkan metode konvensional. Dengan demikian, perusahaan dapat memastikan kualitas infrastruktur tetap terjaga dan meminimalkan risiko kegagalan konstruksi.
Selain penerapan AI dalam pengawasan aset, Waskita juga melakukan transformasi di sektor Teknologi Informasi (TI). Pengembangan sistem informasi seperti Dashboard Management Terintegrasi serta perbaikan sistem keuangan dilakukan guna mendukung pengendalian internal perusahaan. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan akurasi dalam pelaporan keuangan, sekaligus memastikan keberlanjutan operasional yang lebih baik.
Ketua Komisi VI DPR RI, Anggia Erna Rini, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) menegaskan bahwa BUMN konstruksi memiliki peran vital dalam pembangunan infrastruktur nasional. Infrastruktur yang dikerjakan oleh perusahaan seperti Waskita Karya tidak hanya meningkatkan konektivitas antarwilayah, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi serta membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. “BUMN Karya berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi, melalui konektivitas yang terbangun. Peningkatan lapangan pekerjaan serta mengurangi kesenjangan sosial di masyarakat, ini sudah kita rasakan,” ujarnya.
Dengan visi untuk terus menjadi pemimpin dalam industri konstruksi, Waskita menargetkan terciptanya operational excellence secara berkesinambungan. Perusahaan berkomitmen untuk menyelesaikan setiap proyek dengan mutu terbaik, tepat waktu, dan biaya yang efisien. Penggunaan kecerdasan buatan dalam pengawasan aset jalan tol menjadi bukti konkret dari upaya digitalisasi yang dilakukan oleh Waskita.
Transformasi digital ini diharapkan tidak hanya meningkatkan efektivitas pengelolaan infrastruktur, tetapi juga menjadi model bagi perusahaan lain dalam mengadopsi teknologi canggih untuk menghadapi tantangan industri di masa depan. Dengan berbagai inovasi yang telah diterapkan, Waskita Karya menunjukkan bahwa digitalisasi dan kecerdasan buatan merupakan kunci utama dalam menjaga daya saing dan keberlanjutan di sektor konstruksi.

